Alhamdulillah, wasshalaatu wassalaamu ‘ala Rasulillah..

Akhir-akhir ini dakwah salafiyah alias dakwah yang mengajak umat untuk kembali ke manhaj As Salafus Shalih memang semakin marak… terlepas dari sejauh mana mereka meneladani manhaj As Salafus Shalih, hal ini tentu menimbulkan reaksi baik pro maupun kontra di masyarakat kita.

Apalagi jika kenyataan di lapangan membuktikan bahwa tidak semua yang mengusung nama ‘salafi’ menerapkan manhaj Salaf secara benar, bahkan ada yang justru mencemarkan manhaj salaf lewat sikapnya yang keras, kaku, kasar dst…

Hal ini tentu tidak boleh dijadikan alasan untuk mengritik manhaj Salaf yang diperjuangkannya, sebab mereka hanyalah ‘oknum Salafiyin’ yang bertindak atas pemahaman yang keliru atas manhaj Salaf. Tak jauh beda dengan realita kaum muslimin yang demikian jauh dari Islam akhir-akhir ini. Bukankah sebagian besar koruptor, artis, penjahat, hingga rakyat jelata di Negeri Indonesia yang kita cintai ini adalah orang Islam? Tapi lihat bagaimana tingkah laku mereka? Adakah mencerminkan Islam sedikitpun? Bahkan mereka lah yang memalukan dan mencemarkan nama baik Islam… namun demikian seorang yang obyektif dan jujur dalam menilai tidak mungkin akan menyalahkan Islam, sebab itu semua adalah tingkah laku ‘oknum umat Islam’ yang berangkat dari kejahilan serta kejauhan mereka dari ajaran Islam yang sesungguhnya.

Nah, begitu pula dengan manhaj As Salafus Shalih yang diusung oleh sejumlah kelompok yang sering disebut ‘salafi’ itu. Manhajnya adalah baik dan sempurna, bahkan harus diyakini sebagai manhaj terbaik yang telah sukses mengantarkan generasi awal umat ini ke puncak kejayaan dunia dan akhirat… akan tetapi orang yang menerapkannya tentu beda-beda, sesuai dengan kapasitas ilmu dan ketakwaan masing-masing.

Agar lebih jelasnya, silakan Saudara baca Fatwa MUI Jakarta Utara tentang ‘Salaf dan Salafi’ tersebut”

fatwa-mui1