Galeri
Halaman ini memuat berbagai dokumentasi dan link-link video berkenaan dengan artikel yang dimuat di blog ini.
1. Persahabatan Ahmedinejad dgn Yahudi asal Amerika, lihat di sini:
2. Beberapa persamaan antara Syi’ah dan Yahudi, lihat di sini:
3. Hati-hati perangkap syi’ah, oleh Syaikh Adnan Ar’ur, lihat di sini:
4. Shalat ala syi’ah (murni tanpa taqiyyah), lihat di sini:
5. Bukti kongkret betapa mulianya wanita di negeri islam dan hinanya mereka di negeri Kafir (Barat):
Dokumentasi lebih lanjut ttg syi’ah, silakan kunjungi: www.videosyiah.com
Ustdz bagaimana menasehati abang yg tidak mau Sholat ke mesjid….dian tidak mau berhenti merokok…
Jazahkallahu khairan
assalamu’alaikum,bismillah.pada saat ini yayasan islam nurus sunnah akan mengadakan pembangunan ISLAMIC CENTRE NURUS SUNNAH.Oleh karenanya, kami memohon bantuan dakwah dari ikhwan sekalian untuk menyalurkan dana guna pembangunan tersebut.Informasi lengkap lihat di http://www.nurussunnah.org
JAZAKUMULLAH
Usatdz, ana membaca sebuah artikel tentang kritikan terhadap Syaikh Al-Albany dalam masalah takfir.
http://www.eramuslim.com/syariah/tsaqofah-islam/fatwa-tentang-penguasa-yang-menerapkan-undang-undang-selain-syari-ah-allah-habis.htm
Bagaimana menurut pandangan ustadz, apakah yg disampaikan dalam artikel itu benar adanya?
Menurut ana, apa yg mereka nisbatkan kepada Syaikh Al Albani perlu diteliti lebih lanjut. Dan apa yang mereka rumuskan dalam masalah takfir juga perlu ditinjau ulang, sebab istilah Kufur dalam dalil-dalil syar’i tidak selalu berarti kafir akbar, namun sering juga dimaksudkan sebagai kufur ashghar… termasuk ucapan Ibnu Mas’ud. Dan terjemahan mereka thd ucapan Ibnu Mas’ud tidaklah tepat (tidak sesuai dengan maksud teks Arabnya).
Ala kulli haal, Syaikh Abdul Aziz bin Abdul Qadir sendiri telah bertaubat dari pemikiran takfir-nya selama ini, dan bahkan menulis bantahan keras thd orang-orang yg berhaluan takfir spt Al Qaidah, Aiman Azh Zhawahiri, dan semisalnya… Bisa dilihat di http://www.murajaat.com
Jadi, biarlah si Abdul Aziz bin Abdul Qadir membantah dirinya sendiri, kita ga’ perlu repot2 kok
Antum udah nulis berkali2 salah lagi…lain kali cek dulu sumber informasinya ya, fatal lho…nama orang tuh, kalo dalam mustholahul-hadits ucapan antum nih bisa tertolak…yang benar adalah Syaikh ‘Abdul-Qodir bin ‘Abdul-‘Aziz, BUKAN sebaliknya…
Lagi pula kan di awalnya antum bilang beliau sudah taubat, tapi di akhirnya bilang “biarlah si Abdul Aziz bin Abdul Qadir membantah dirinya sendiri,”,, di mana sikap hormat antum terhadap orang yg lebih ber’ilmu dari antum? Beliau kini taubat dari kesalahannya ndak berarti derajatnya anak baru dalam da’wah ini & lebih rendah dari antum…ndak pantas antum berucap “si Abdul Aziz bin Abdul Qadir”…sudah salah sebut berulang kali, ndak sopan lagi…mana akhlaq & adab antum yg belajar manhaj salaf??
Nama beliau adalah Sayyid Imam Abdul Aziz Asy Syarief… siapa yg menamakannya dengan Abdul Qodir bin Abdul Aziz?? Kalau ana mengatakan Syaikh Abdul Aziz, maka itu dari nama tengah beliau… tapi kalau antum bilang Abdul Qadir maka dari mana? Ala kulli haal, kalau memang namanya terbalik ya tinggal dikoreksi saja, toh jatidirinya jelas… tidak tepat jika antum mengqiyaskan kesalahan nama ini dengan kesalahan nama perawi hadits, sebab perawi hadits itu banyak yg mirip namanya, dan kita tidak bisa dengan mudah menentukan siapa jatidirinya kalau namanya terbalik… beda dengan orang sekarang, kita tetap bisa mengecek jatidirinya dengan memverifikasi statemen2 orang tsb yg tersebar di internet. Jadi, ini qiyas ma’al faariq.
Adapun ucapan yg antum nilai tidak sopan… maka itu sesuai dengan sikapnya (saat ana menulis artikel tsb), ana tidak mendapati sedikitpun pengakuan atas kesalahan fatal yg selama ini dinisbatkan kepadanya… dia justru mengingkari hampir semua hal yang pernah ditulisnya dlm dua bukunya, yaitu Al Jaami’ fi Tholabil ‘Ilm dan Al ‘Umdah… demikian pula penilaian si wartawan yg mewawancarainya. kalau ana bilang dia sudah tobat, maka itu harapan dan khusnuzhan ana terhadapnya. Adapun syarat taubat nasuha yg sebenarnya agaknya belum terpenuhi, sebab Allah berfirman:
إلا الذين تابوا وأصلحوا وبينوا فأولئك أتوب عليهم
“Kecuali orang-orang yg bertaubat, memperbaiki, dan menjelaskan; maka merekalah yang Kuterima taubatnya”. Nah, kalau beliau tidak mengakui bahwa apa yg ditulisnya dlm kedua kitab tsb adalah suatu kesalahan, maka beliau berarti belum ‘menjelaskan’… sehingga belum dianggap bertaubat.
Antum marah dan naik pitam ketika ana mengatakan ‘Si Abdul Aziz bin Abdul Qadir’ -padahal ana tidak mencaci maki beliau, atau menjulukinya sebagai ulama haid dan nifas, atau ulama sulthan, dsb… lantas bagaimana dengan julukan Al Qaeda dan simpatisannya, baik di Timur Tengah maupun di Indonesia, yg menjuluki kibaar masyaayikhina wa masyaayikh ahlissunnah dengan julukan ‘ulama haid wan nifas’, atau ‘ansharut thaghut’, atau ‘ulama-us sulthaan’, atau mufti al su’ud, dll???!!! Mana yg lebih kurang ajar dan tidak sopan? Siapa menebar angin akan menuai badai… Bagaimana pula sikap antum terhadap ikhwan2 di situs millahibrahim yang bila mendapati gelar Asy Syaikh Al Allamah yg disematkan kepada salah seorang ulama salafi yg tidak sepemahaman dengan mereka, langsung mereka coret? Mana yg lebih tidak sopan ya akhi? Kun Munshifan, baarakallaahu fiik.
Semoga Allah menjaga antum ustadz Abu Hudzaifah Al-Atsary.
Semoga Allah membalas kebaikan antum dan memanjangkan usia antum.
assalamualaikum.,akhi tlg dikoreksi lg perkataan antum “Saya usulkan agar anda ‘kerjain’ saja orang tsb… atau anda sewa preman untuk gebukin dia biar jera (tapi jangan dibunuh)”, ini bukan cermin salafy, lbh2 seorang ustadz,. dan perkataan antum “Namun sayangnya indonesia bukanlah negara Islam”, coba dikaji lg kitab2 para ulama spt i’tiqod aimmah ahli hadits Al-Imam Abu Bakr Al-Ismaily, Syarah At-Tohawiyah dll,. wallahu a’lam
Wa’alaikumussalaam warahmatullah wabarakaatuh..
Jazakallaahu khairan atas nasehatnya, antum mungkin benar bahwa mengusulkan agar orang yg menghina Islam dan melecehkan ayat-ayat Allah agar dikerjain atau digebukin bukanlah cermin ustadz salafy…
‘Alangkah memprihatinkan nasib umat Islam di indonesia… mayoritas yg dilecehkan oleh minoritas sedemikian rupa, namun tak bisa berbuat apa-apa…
Atau, antum punya solusi lain?
Adapun koreksi antum terhadap perkataan ana bahwa Indonesia bukanlah negara Islam, maka di mana letak kekeliruannya?
Ucapan ini kalau antum sampaikan ke pemerintah, mereka tidak akan menyalahkan, karena Indonesia memang bukan negara Islam, tapi negara Pancasila dan UUD ’45 dgn semboyan Bhineka Tunggal Ika (lima agama dianggap sah semua).
Antum jangan hanya menilai suatu negara dari sisi mayoritas penduduk saja, sebab yg namanya negara itu meliputi tiga hal: wilayah, penduduk, dan hukum. Hanya satu dari tiga unsur di atas yg bisa disebut ‘islami’, itupun secara KTP saja… adapun penampilan, gaya hidup, keyakinan, dll mayoritas rakyat Indonesia -wallaahu a’lam- masih jauuuh untuk dianggap Islami… (tanpa mengkafirkan mereka).
Walaupun ana tidak menganggap RI sbg negara Islam, tidak berarti bahwa umat Islam harus memberontak kpd penguasanya. Ana tidak setuju dgn pendapat yg menganggap RI sbg negara Islam, lalu menerapkan semua dalil syar’i dan perkataan para ulama terkait waliyyul amri kpd pemerintah RI (krn pemerintahnya juga gado-gado, ada yg muslim KTP, muslim beneran, sekuler, bahkan kafir terang2an). Dan ana juga tidak setuju dgn kelompok yg mengkafirkan pemerintah secara umum lalu memberontak kpd mereka. Tapi ana mengambil jalan tengah, yaitu menyikapi pemerintah sesuai perbuatannya -sbgm fatwa Syaikhul Islam-, sebab RI adalah Daar Murakkabah, bukan Daarul Islam maupun Daarul Kufr.
Haadzalladzi a’taqidu wa adiinullaaha bihi.. (minimal sampai saat ini, adapun saat kondisi berubah nanti, maka sikap pun akan menyesuaikan).
lalu bagaimana dgn org2 yg terus mengecam Ihya Atturots ? mengecam org2 yg didanai mrka (tkadang dgn kata2 yg kasar extreme)?
Dua kubu yg berseteru ini jika saya runut kasusnya , sepertinya ada kebenaran pd masing2 kubu dlm bbrp sisi. Dan masing2 dri merekapun mengambil fatwa dari Syekh2 mereka yg tkadang bersebrangan. dan karena ke-awaman saya ,amalan (fisik dan hati)saya jadi sering berubah-ubah krna memang pendapat mrk sepertinya benar keduanya.
gimana nih , tadz ?
lalu gimana pendpt Ustdz ttg yayasan IT itu ?
Menurut ana pribadi –orang lain tentu silakan tidak sependapat–, hanya pihak yg ‘kurang kerjaan’ saja yg masih mempermasalahkan IT tersebut. Banyak hal yg lebih penting dari masalah IT yg harus kita tangani. Kalau antum mengaku sbg orang awam, lantas kenapa harus ikut meributkan masalah ini? Apakah antum akan ditanya dalam kubur ttg masalah IT? Kalau antum terima dana/tidak, apakah Allah akan menyoalnya di akherat kelak?
ya akhi… antum sudah belajar masalah thaharah, shalat, zakat, dan shaum dengan benar atau belum? Ana yakin masih banyak masalah2 terkait thaharah dll yg belum kita ketahui dan tentu PENTING untuk kita ketahui… ngapain antum sibukkan diri dengan masalah IT ?!!
anda benar , lebih baik kita perbaiki diri sendiri dulu.
بِسْمِ اﷲِالرَّحْمٰنِ الرَّحِيْم
Benarkah Syekh Ali Hasan Al-Halabi dan kwn2nya begitu menyimpang ?
Saya baru mengenal manhaj Salaf , tetapi begitu dibingungkan oleh orang2 Yg sering Boikot-Memboikot !
Nasehat saya, ambillah ilmu dari masyayikh tanpa melibatkan diri antum dalam perselisihan internal mereka. Siapa pun yg berselisih tetap saja manusia yg memiliki hawa nafsu. Tidak mungkin ucapan mereka benar terus selamanya, terutama ketika membicarakan orang yg berseberangan dengannya… pasti sedikit banyak hawa nafsu turut berperan. Bila antum ingin menilai seseorang, maka jangan hanya mendengar dari satu sumber… tapi bersikaplah yg kritis. Atau -dan ini lebih baik- jangan sibukkan diri dengan saling kritik yg terjadi di antara beberapa masyayikh salafiyyin. Apalagi antum baru mengenal manhaj salaf… manhaj salaf jangan disamakan dengan salafiyyin. Salafiyyin ibarat kaum muslimin, sedangkan manhaj salaf ibarat islam itu sendiri. kaum muslimin banyak yg tidak mengamalkan islam, bahkan tidak sedikit yang menyimpang jauh dari islam… karenanya, menilai islam dengan melihat kepada tingkah laku kaum muslimin -tanpa mencocokkannya dengan ajaran Islam-, merupakan kesalahan fatal. Demikian pula menilai manhaj salaf dengan meliha kepada ‘tingkah laku’ sebagian masyayikh/da’i salafi tanpa mencocokkan sikap mereka dengan manhaj salaf; juga merupakan kesalahan fatal. Akibatnya hasil penilaian pun jadi rancu dan keliru…
Syaikh Ali Al Halabi dkk. adalah orang2 berilmu yg pasti memiliki kekeliruan, namun tidak bisa untuk dikatakan ‘begitu menyimpang’.
Afwan ustadz, mau tanya:
Teman ana menasihati si fulan; “Kalau yang mentahdzir masyaikh terhadap seorang syaikh maka kita lebih condong kepada masyaikh tersebut, karena jumhur, tapi bukan berarti kita mengecilkan Syaikh yang ditahdzir dan tidak pula bertaklid kepadanya.”
asal masalahnya ketika Syaikh Ali Hasan Al-Halabi hafizahullah ditahdzir oleh Lajnah Daimah, dan ada teman ana yang lainnya ia kukuh membela Syaikh Ali Hasan hafizhahullah, sehingga teman ana tdk menghawil tahdzir kibarul ulama saudi atas syaikh Ali Hasan
yang jadi pertanyaan; benarkan penyampaian nasihat tmn ana di atas?
Lebih baik lagi jika setiap tahdziran diklarifikasi, apakah memang mengenai sasaran ataukah tidak. Ana pribadi paling males menyibukkan diri dengan tahdzir-tahdzir yg ditujukan kpd masyayikh yg terkenal bermanhaj salaf dan tdk menampakkan penyimpangan yg jelas.
ustadz berdomisili dimana? apa di semarang? ana mahasiswa baru di Undip – tembalang, ngekos di daerah deket polines. kok radio nurusunnah ga dapet didaerah ana? deket masjid polines.. kehalangan sama radio musik dan lain2.. apa ga bisa di bagusin frekuensinya? soalnya ana masih agak baru mengenal manhaj salaf ahlusunnah wal jamaah, jadi masih butuh ilmu yang mendalam.
oh iya ustad ana mau nanya soal syiah rafidzah. mereka kan beragama dgn taqliyah (bohong), kalo di depan kita mereka ngaku bukan syiah lah, ini itu lah, dan semacamnya yg menunjukkan akting mereka dalam mendukung ahlusunnah. nah lantas sikap kita terhadap orang2 yang kita tak kenal bagaimana? krn disemarang banyak yg isbal, jenggot, tp pas solat gapke sutroh, memperbolehkan bidah, dan sjenisnya. nah ini jd buat ana suka agak curiga. gimana nasihat ustad dalam orang yang kita tak kenal kebenaran agamanya dalam bermanhaj yang suka mengajak kita kepada suatu hal yang kita tdk ketahui apakah hal itu sunnah atau bidah, atau bahkan ajaran orang syiah.
syukron, jazakallahu khoir..
Maksud ana boleh secara agama, namun tetap menjaga diri sendiri dari resiko buruknya tentunya.
selama tidak menimbulkan kerusakan yg lebih besar (baik untuk antum pribadi, maupun untuk islam dan kaum muslimin), maka hal itu diperbolehkan. Tapi kalau menimbulkan kerusakan yg lebih besar maka tidak boleh. Ini sudah menjadi kaidah umum dalam inkarul munkar (menginkari kemunkaran) dengan lisan/tangan. Adapun dengan hati maka semua orang harus mengingkarinya. Contoh inkarul munkar yg biasanya menimbulkan kerusakan lebih besar ialah bila yg mengingkari adalah kalangan minoritas, seperti minoritas muslim di negara-negara kafir… nah, kalau lantas ada seorang muslim yg melakukan pembalasan dengan mencederai orang kafir atau bahkan membunuhnya, maka yang kena getahnya ga’ cuma dia, tapi semua kaum muslimin di negeri itu.
Wallahu a’lam.
Ass. saya adalah siswa SMP yang sering bersosialisasi dengan orang kafir bahkan guru sayapun banyak yang non muslim oleh karna itu saya mau bertanya tolong jelaskan bagaimana hukum orang kafir yang menghina agama islam dan selalu mempermainkan dan melecehkan syariat islam bahkan melecehkan ayat ayat ALLAH dan dua kalimat syahadat ,
Wa’alaikumussalaam warahmatullah wabarakaatuh. Tentang orang kafir yg spt itu, kalau dia berada di negara Islam maka darah, harta, dan kehormatannya menjadi halal bagi kaum muslimin. Namun sayangnya indonesia bukanlah negara Islam, jadi kita paling hanya bisa membela diri dengan lisan, bukan dengan kekuatan. Kecuali kalau anda memiliki bukti-bukti bahwa dia menghina islam, maka anda bisa menuntutnya ke pengadilan… tapi itu perlu duit dan hasilnya ana rasa juga tidak maksimal, karena paling-paling dia dipenjara.
Ustadz Abu Hudzaifah Al Atsary -Hafizhakallahu- berkata: “Namun sayangnya indonesia bukanlah negara Islam”
Bukankah terdengarnya azan di suatu negeri, menunjukkan negeri tsb negara islam?
Mohon pencerahannya.
Indonesia lebih tepat dikatakan sebagai Daar Murakkabah, yg mengandung pengertian daarul Islaam dan daarul kufr, sebab dari sisi hukum positif yg berlaku bukanlah hukum Islam, bahkan dlm UUD tidak disebutkan bahwa Indonesia merupakan negara Islam, namun negara pancasila. Kalau negara Islam, maka tidak boleh mengakui adanya agama yg sah selain Islam. Kalaupun ada agama lain yg boleh hidup berdampingan dalam naungan negara Islam, maka itu hanyalah agama Nasrani, Yahudi, dan Majusi (dengan aturan-aturan ttt). Adapun selain ketiga agama ini, maka tidak boleh dibiarkan… Sedangkan di Indonesia ada agama Hindu, Budha, dan Konghucu yg semuanya diakui sebagai agama yg sah… Inilah makna daarul kufr yg juga kita dapatkan di Indonesia, jadi tidak bisa disebut sbg daarul Islam (negara Islam) dan tidak bisa pula disebut sebagai daarul kufr (negara kafir) karena masih terdengar adzan dan masih ada beberapa syi’ar Islam yg terlihat dan mayoritas penduduknya muslim. Sehingga yg paling tepat bagi Indonesia adalah istilah ‘daar murakkabah’ (negara gado-gado/campuran/coctail).
Ini bukan istilah baru, tapi sudah dijelaskan oleh Ibn Taimiyyah dlm Majmu’ Fatawa-nya jilid 28 hal 240-241 ketika ditanya ttg suatu daerah bernama Marden (skrg di selatan Turki, dan namanya masih Marden). Daerah tsb sejak zaman Umar bin Khatthab telah dikuasai oleh kaum muslimin (th 19-20 H), namun di zaman Ibn Taimiyyah, ia dikuasai oleh Mongol (Tartar yg tak beragama) sedangkan penduduknya mayoritas adalah muslim. Nah, beliau mengatakan bhw Marden ini bukanlah Daarul Islam maupun Daarul Harbi (Daarul Kufr), tapi Daarul Murakkabah. Maksudnya, warganya yg muslim berhak mendapat perlakuan selayaknya, sedangkan warga yg tidak taat kepada syari’at juga berhak mendapat perlakuan selayaknya. Kemudian kita tidak boleh mencap warganya secara umum dengan istilah munafik, dan tidak boleh mencaci mereka secara umum, namun harus dipilah-pilah. Begitu intinya penjelasan ibnu Taimiyyah dlm Majmu’ Fatawa beliau. Faham?
Penjelasannya menambah ilmu saya Pak Ustadz, syukran.
Jadi boleh ya Ustadz, menjahili, ngerjain, bahkan mencederai orang kafir yang kita tahu suka melecehkan Islam?
APAKAH TUJUAN AKHIR YANG MENJADI SUARA HATI SEJATI DARI TULISAN AL-USTADZ AL MUKAROM ABU HUDZAIFAH TENTANG “SYIAH”?
TOLONG DIJELASKAN .
SYUKRAN………..
Tujuan saya ialah memperingatkan kaum muslimin dari bahaya dan busuknya ajaran syi’ah yg mengatasnamakan ahlul bait Nabi yg mulia, dan saya berharap pahala besar dari Allah atas usaha saya ini.
Semoga Allah membalas ustadz dengan kebaikan, dan mengampuni semua kesalahan yang ada. Lanjutkan ustadz…
Alhamdulillah,tahun ini TK/SD/SMP ISLAM NURUSUNNAH menerima pendaftaran siswa/siswi baru.Silahkan lihat di http://www.nurussunnah.com
Ass.Wr.Wb.
Mohon penjelasan, utk bs diterima Allah bagi org kafir atau non muslim yg akan masuk Islam, syarat pertama hrs mengucapkan ”Dua kalimah syahadat” dg ikhlas dan dg tulus, apakah bs dilakukan sendiri tanpa saksi atau hrs resmi didepan saksi ahli agama ? Kalo bs diucapkan sendiri, syarat apa lg yg hrs dipenuhi agar bs sah dit…erima Allah jd muallaf ?
Terima kasih sebelum, kalo ada yg salah mohon dimaklumi dan mohon diperbaiki.
WassalamLihat Selengkapnya
Bila seseorang telah mengucapkan dua kalimat syahadat, maka secara hukum dia telah dianggap masuk Islam. Hanya saja, berhubung pindah agama bukanlah hal yg sepele, maka sebaiknya pakai saksi dan dilakukan secara resmi. Nah setelah itu, perlu diketahui bahwa syarat sahnya syahadat ada tujuh (ini berdasarkan keseluruhan dalil2 dari Al Qur’an dan Sunnah yg ada):
1-Mengetahui makna dari syahadat yg diucapkan, yaitu bahwa tiada yg berhak diibadahi (dengan ibadah dlm bentuk apa pun) secara benar, kecuali Allah semata. Tiada sekutu bagi-Nya. Dan bahwasanya Muhammad bin Abdillah adalah Rasul Allah, artinya beliau lah yg ditugasi oleh Allah untuk mengajarkan kepada seluruh manusia, bagaimana cara beribadah kepada ALlah yg baik dan benar, sehingga mereka bisa selamat dari adzab-Nya dan masuk dalam surga-Nya. Ini makna syahadat secara umum.
2-Meyakini kebenaran dari dua kalimat syahadat tsb, artinya tidak boleh ada keraguan sedikitpun bahwa Allah itu benar-benar satu-satunya yg pantas diibadahi, dan bahwasanya Muhammad adalah utusan Allah. kalau masih ada keraguan, berarti belum sah imannya.
3-Jujur dalam mengucapkannya. Artinya, antara apa yg diucapkan secara lisan tidak bertentangan dengan apa yg diyakini dlm hati.
4-Ikhlas dalam mengucapkannya, bukan karena alasan duniawi atau pamrih lainnya. Namun semata-mata karena menghendaki ridha Allah dan pahala dari-Nya.
5-Mencintai dua kalimat syahadat. Artinya, selain mengetahui arti keduanya, meyakininya, jujur dlm mengatakan dan ikhlas; ia juga harus mencintai Allah dan Rasul-Nya, dan semua yang datang dari keduanya, baik sesuai dengan keinginan maupun tidak.
6-Menerima dengan sepenuh hati, artinya tidak ada penolakan terhadap makna syahadatain tsb. Sebab tidak semua orang yg melakukan kelima hal sebelumnya pasti menerimanya.
7-Tunduk patuh terhadap seluruh konsekuensi dari syahadatain tsb. Kalau seseorang bisa mewujudkan ketujuh syarat ini, barulah syahadatnya diterima oleh Allah. Dan ini semua mengharuskan seseorang untuk tidak cukup masuk islam secara lisan, tapi harus belajar ttg Islam secara sungguh-sungguh dan sumber-sumber yang benar dan bisa dipercaya.
link nya kok ga bisa di buka y ustadz??
Nih, sudah ana benerin… coba buka sekarang.
Assalamu’alaikum,Tadz.Ana punya usul nich!Gimana klo tulisan2 yg ada d rubrik tanya jawab dikelompokkan menjadi sebuah artikel sesuai dengan tema.Bukankah hal itu dapat menjadi lebih bermanfaat?Dan blog ini memiliki banyak artikel,bukan hanya itu,pada bagian rubrik tanya jawab tidak telalu panjang halamannya.Iritkan?Gitu aza saran dan masukan dari ana,KEEP YOUR SPIRIT!
Wa’alaikumussalaam. Usulan yang bagus, hanya saja untuk sementara ini ana sedang sibuk nyelesaikan thesis master yang waktunya tinggal setahun lagi. Jadi harap maklum kalo blog ini kurang up to date… Insya Allah ana usahakan kalo pas longgar. Syukron atas sarannya.
Alhamdulillah, antum dapat mendengarkan radio Streaming Nurus Sunnah di 107,7 FM. Silahkan buka nurussunnah.co.cc
Assalaamu’alaykum Ustadz, kok halamannya kosong ya?
Iya, baru rencana tapi belum sempet diisi…
jazakallah