Index
2014 (10)
- 01/09 - Dahulu Aku Seorang Qubury[1]
- 06/05 - Lika-liku (5)
- 11/01 - Silsilah Koreksi Pemahaman (1)
- 01/01 - Nasehat Amir JI untuk Al Qaedah
2013 (9)
- 07/12 - Riwayat Syi’ah dlm Shahihain 3
- 07/12 - Riwayat Syi’ah dlm Shahihain 2
- 05/12 - Riwayat Syi’ah dlm Shahihain
- 18/11 - Akhbar Yaman 3
- 17/11 - Akhbar Yaman 2
- 17/11 - Akhbar Yaman 1
- 19/10 - Pemberitahuan
2012 (9)
- 15/12 - Idealisme Pengusaha Muslim
- 26/04 - Celaka Karena Salah Berdzikir
2011 (17)
- 05/12 - Lika-liku (4)
- 15/09 - Nasehat untuk Al Qaeda (1)
- 24/04 - Ini dalilnya (5)
- 24/04 - Ini Dalilnya (4)
- 23/04 - Ini Dalilnya (3)
- 23/04 - Pengumuman
- 17/03 - Bagaimana Menasehati Penguasa?
- 16/03 - Status Makanan Dalam Kenduri
- 16/03 - Simbol Islam, Adakah?
- 10/02 - Lika-liku menggapai hidayah (3)
2010 (10)
- 28/06 - Tips Khusyu’ dalam Shalat
- 21/02 - FIQHUL JIHAD (3)
- 04/02 - FIQHUL JIHAD (2)
- 04/02 - FIQHUL JIHAD (1)
2009 (47)
- 21/11 - Ketika umat dilanda fitnah (2)
- 16/11 - Ketika Umat dilanda Fitnah… (1)
- 03/11 - Lika-liku Menggapai Hidayah (2)
- 11/10 - Lika-liku Menggapai Hidayah (1)
- 17/07 - Balasan nan Indah…
- 07/07 - Sebuah Renungan…
- 06/07 - Hijab & Kehormatan Wanita
- 03/07 - Bicara, Sebuah mukjizat Ilahi…
- 03/07 - Kenali Lisan Anda
- 10/06 - Bersama Sang Kekasih (bag.1)
- 07/06 - Kisah Para Nabi
- 05/06 - Kisah Para Nabi
- 28/05 - Ini Dalilnya (2)
- 28/05 - Syubhat2 Seputar Maulid Nabi (2)
- 25/05 - Salaf… Siapakah Mereka??
- 21/05 - Mengungkap Hakikat Kematian
- 21/05 - Angan-angan tanpa batas
- 19/05 - Pakaian Ketat, Haram & Tak Sehat
- 19/05 - Ini Dalilnya!
- 18/05 - Fatwa MUI Tentang Salafi
- 17/05 - Qutaybah bin Muslim Al Bahili
- 17/05 - Qutaybah bin Muslim Al Bahili
- 16/05 - Qutaybah bin Muslim
- 16/05 - Syubhat Seputar Maulid (1-2)
- 15/05 - Semoga Ada Baiknya…
- 13/05 - Kisah Nyata…
- 13/05 - Bocah dan Sekantong Paku
- 13/05 - Pak Tua dan Kereta Api
- 13/05 - Kedudukan Sunnah menurut Sunnah
- 12/05 - Antara Cinta Rosul & Maulid Nabi
- 12/05 - Mengapa Sunnah diserang?
- 12/05 - Cinta Rosul, Dahulu dan Sekarang
- 12/05 - Mengapa Harus Nyunnah?
- 12/05 - Sunnah, Pentingkah ?
- 12/05 - Sunnah, Pentingkah? (2)
Bismillaah,
Ustadz, ana mau bertanya mengenai mengakhirkan shalat Isya.
Telah tsabit hadits ini, “Sungguh ini adalah waktunya, jika aku tidak khawatir akan memberatkan ummatku”. (HR. Muslim, An-Nasa’i)
Kemudian, jika kita ingin mengakhirkan waktu shalat Isya namun tidur dulu sebelumnya, itu bagaimana..? Sedangkan dalam hadits ada larangan tidur sebelum shalat Isya. Ibnu Mubarak -rahimahullaah- mengatakan bahwa kebanyakan hadits yg menukil larangan itu adalah makruh.
Kemudian, bagaimana mengenai tertidurnya para wanita dan anak-anak yang ikut menanti shalat isya berjamaah di masjid, sementara Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak mengingkari tidur mereka. (Fathul Bari, 2/66). Ditambah lagi dengan hadits Ibnu Umar radhiyallaahu `anhuma, Suatu malam Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam tersibukkan dari mengerjakan shalat isya di awal waktu, maka beliau mengakhirkannya hingga kami tertidur di masjid kemudian kami terbangun, lalu kami tidur lagi kemudian terbangun. Lalu keluarlah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menemui kami, kemudian beliau bersabda: “Tidak ada seorang pun dari penduduk bumi yang menanti shalat ini selain kalian.” Adalah Ibnu Umar tidak memedulikan apakah ia mendahulukan atau mengakhirkannya, apabila ia tidak khawatir tertidur pulas/nyenyak dari mengerjakannya pada waktunya. Adalah Ibnu Umar tidur sebelum shalat isya.” (HR. Al-Bukhari no. 570)
Bagaimanakah pendapat yg rajih, Ustadz..?
Jazaakallaah khairan
assalamu alaikum, salam kenal dari ponorogo kota reog, kota yang penuh dengan kesirikan. ana mau tanya antum namanya siapa dan bertempat tinggal dimana? artikel-artikelnya menarik
Jazakallaahu khairan… antum bisa baca di halaman ‘tentang saya’. Itu sudah cukup… skrg ana masih studi di Madinah.
Assalamu’alaikum warohmatullah
Afwan ustadz, pada blog ini ada aplikasi voting tentang salafy mana yang paling dekat dengan manhaj salaf. Tersedia berbagai pilihan yang merujuk kepada negara asal. Bukankah ini tidak bisa menjadi dasar, bahwa orang yang berasal dari negara tertentu mereka lebih baik atau lebih buruk dari negara lainnya? Juga aplikasi voting tetang pendapat orang terhadap salafi, bukahkah ini juga tidak bisa menjadi dasar tentang manhaj salaf, karena pandangan orang sangatlah subjektif. Dia menilai berdasarkan yang dia rasakan bukan pada haklkat dan kenyataannya.
Ana cuma ingin tahu bagaimana opini pengunjung blog ini secara umum ttg istilah salafi itu sendiri. tapi ana tetap sisakan pilihan lain (other) bagi yg memiliki jawaban tersendiri…
memang, negara asal bukanlah tolok ukur, hanya saja akhir-akhir ini ada indikasi bhw salafi asal negara tertentu memiliki karakteristik yg jarang dimiliki oleh salafi asal negara lain. ana ingin tahu tahu bagaimana orang-orang membaca indikasi tersebut, tapi tidak memaksa mereka untuk memilih pilihan yg ana sodorkan… Yg faham akan memberikan jawaban tersendiri tentunya, yg berbeda dengan jawaban orang awam. nah, dari situ ana bisa menilai sejauh mana pemahaman pengunjung blog ini terhadap manhaj salaf, dan bedanya dengan salafi… ataukah mereka masih rancu dlm menilai dan membedakan antara keduanya… that’s it.