Bissmillahi washshalaatu wassalaamu ‘ala rasuulillaah, wa ba’du…

Beberapa tahun terakhir bencana demi bencana melanda sejumlah negeri kaum muslimin. mulai dari aksi-aksi penculikan turis asing, peledakan kedubes dan infrastruktur AS dan sekutunya, lalu berkembang kepada penyerangan terhadap fasilitas-fasilitas negara yang diklaim bekerja sama dengan AS, lalu hotel-hotel dan seterusnya…. termasuk yang terbesar diantaranya adalah serangan terhadap menara kembar WTC th 2001, kemudian bom bali 2002, peledakan kompleks pemukiman Al Muhayya di Riyadh th 2003, peledakan terhadap 3 hotel di Amman Yordania thn 2005, dan seterusnya… semuanya dilakukan oleh mereka yang mengklaim dirinya sebagai Mujahidin (baik Al Qaidah, maupun yang berafiliasi dengannya), dan atas nama jihad, atau dengan slogan Akhrijul Musyrikiena min Jazieratil Arab… = keluarkan orang-orang Musyrik dari Jazirah Arab.

Melihat aksi-aksi yang mengatasnamakan jihad melawan orang kafir ini, kita perlu kritis dan tidak termakan propaganda mereka yang melakukan, lalu memberikan acungan jempol dan simpati padahal belum tentu apa yang mereka lakukan tadi benar-benar jihad yang syar’i…

oleh karenanya, dalam tulisan singkat ini saya ingin berbagi kepada pembaca tentang hal-hal yang perlu kita kritisi terhadap aksi-aksi tersebut:

pertama: Jihad dalam Islam adalah wasilah/sarana dan bukan tujuan. Allah berfirman yang artinya: “Perangilah mereka (orang-orang musyrik tsb) sampai tidak ada fitnah (kemusyrikan) lagi, dan sampai agama hanya menjadi milik Allah” (QS. 2 : 193). Rasulullah bersabda dalam hadits muttafaq ‘alaih yg artinya: “Aku diperintahkan untuk memerangi orang-orang hingga mereka bersaksi tidak ada ilah selain Allah dan bahwasanya aku adalah Rasulullah… alhadits”. Tentunya masih banyak dalil-dalil lain yang mengarah ke sana, yang intinya adalah bahwa jihad merupakan wasilah/sarana untuk menyebarkan Islam dan mempertahankannya dari serangan musuh. Sebab itu, tiap kali hendak memberangkatkan pasukannya, Rasulullah sering berpesan kepada komandan kaum muslimin agar sebelum berperang mereka menawarkan Islam kepada musuh terlebih dahulu, jika mereka tidak mau maka pilihan keduanya adalah membayar jizyah, jika tidak mau juga maka baru senjata yang berbicara… Ini bila musuh yang dimaksud belum mengetahui dakwah Islam, namun bila telah mengetahui maka beliau menyikapi sesuai situasi dan kondisi. Contohnya ketika kaum muslimin sedang berada di Mekkah dan dalam keadaan lemah, beliau tidak menyikapi musuhnya secara konfrontatif dan agitatif, artinya tidak mengajak mereka untuk perang terbuka atau memancing mereka untuk menyerang kaum muslimin… bahkan beliau memerintahkan para sahabatnya agar sabar sembari mencari bumi hijrah. Meskipun ada diantara para sahabat yang atas inisiatif pribadi melakukan demonstrasi keimanan seperti Abu Dzar, akan tetapi Rasulullah pribadi tidak menganjurkan yang demikian karena beliau penuh perhitungan dalam semua tindak tanduknya, tidak mendasarkan hanya pada keberanian dan semangat tempur saja, namun juga memperhatikan maslahat dan mudharat alias untung rugi…

Demikian pula setelah hijrah ke Madinah, beliau tidak langsung melancarkan perang global melawan kekafiran, yang saat itu masih dominan dan bermacam-macam bentuknya… ada musuh lama yg masih kuat, yaitu Musyrikin Quraisy, lalu kaum Yahudi Madinah, kemudian Munafikin, dan masyarakat Arab di sekitar Madinah yang belum masuk Islam. Oleh karenanya, beliau berusaha memperkecil jumlah musuh yang harus dihadapi lewat mengadakan sulh atau perjanjian damai dengan sejumlah pihak yang notabene kafir, seperti Yahudi madinah sebagaimana yang terkenal dalam piagam Madinah. Nabi juga tidak serta merta melancarkan perang terhadap kabilah-kabilah Arab di sekitar Madinah yang tidak menyerang beliau, bahkan dalam perjanjian Hudaibiyyah beliau membuka peluang kepada kabilah-kabilah Arab untuk memilih antara bersekutu dengan Rasulullah atau dengan musyrikin Quraisy. maka  Suku Khuza’ah memilih untuk bersekutu dengan Rasulullah baik yang muslim maupun yang musyrik dari mereka, sedangkan Bani Bakr bin Wa-il bersekutu dengan musyrikin Quraisy  (HR. Ahmad dengan sanad hasan, lihat hadits no 18910).

Selain itu, Nabi juga mengikat perjanjian damai dengan kabilah-kabilah lain baik secara temporer maupun mutlak, hingga turunlah perintah untuk melancarkan perang global terhadap kaum musyrikin seiring dengan turunnya Surat At Taubah setelah penaklukan kota Makkah dan tunduknya musuh bebuyutan kaum muslimin, yaitu Musyrikin Quraisy, tepatnya pada tahun 9 H. Oleh karenanya, dalam ayat-ayat pertama surat Taubah Allah memerintahkan Nabi agar mengumumkan kepada seluruh kaum musyrikin bahwa perjanjian damai yang diikat selama ini telah resmi dibatalkan, dan mereka diberi tenggang waktu 4 bulan untuk bebas bepergian dengan aman, namun setelah itu siapa saja yang masih musyrik maka darahnya halal ditumpahkan.

Intinya, beliau tidak menjadikan jihad sebagai target dalam menegakkan Islam… bahkan dalam memerangi musuh sekalipun. Beliau juga menggunakan negoisasi dan siasat dalam rangka memusatkan kekuatan untuk mengalahkan musuh terbesar sesuai dengan kekuatan yang dimiliki, baru setelah musuh terbesar berhasil ditaklukkan, beliau melancarkan perang global terhadap orang-orang musyrik lainnya…

Bandingkan dengan siasat mereka yang menamakan dirinya Mujahidin, terutama yang tergabung dalam Jaringan Al Qaedah pimpinan Bin Laden dan Zhawahiri… tahun 1998 Bin Laden mengumumkan berdirinya AL Jabhah Al ‘Aalamiyyah liqitaalil Yahuud was Shalibiyyiin… artinya Front Internasional dalam memerangi Yahudi dan Salibis… Bin Laden memfatwakan halalnya membunuh orang Amerika di mana saja… (sebagaimana yang dilansir oleh wawancara pers-nya dengan TV Al Jazeera dan disebarluaskan dlm vcd-vcd)… Bin Laden ketika itu berada di Afghanistan di bawah lindungan Taliban yang baru saja berkuasa dan mendirikan Imarah Islamiyah Afghanistan. Beruntung Bin Laden bisa diterima di sana, setelah ditolak oleh berbagai negara karena sepak terjangnya selama ini… akan tetapi Bin Laden tidak membalas kebaikan Taliban kecuali dengan memprovokasi negara-negara kafir lewat pernyataannya tersebut… tak lama kemudian terjadilah pengeboman thd kedubes AS di Kenya dan Tanzania, lalu serangan terhadap menara kembar WTC thn 2001, yang diacungi jempol dan diberkati luar biasa oleh Bin Laden dan Al Qaedah… hingga tak lama kemudian datanglah AS dan sekutunya dari berbagai negara untuk ramai-ramai menghajar Afghanistan tempat Bin Laden bersembunyi… AS memang  belum berhasil menangkap/membunuhnya sampai hari ini… tapi lihat berapa banyak korban yang jatuh dari kaum muslimin? Imarah Islam Afghanistan yang baru berumur 3 tahun (1998-2001) harus bubar… ratusan ribu rakyat sipil Afghanistan jadi korban… negara mereka hancur, ekonomi hancur, keamanan kacau balau, dan sederet musibah lainnya…. semuanya gara-gara jihad versi Bin Laden dan mereka yang menamakan dirinya mujahidin… (bersambung)